Perceraian
pada saat ini menunjukkan angka statistik yang cukup tinggi.,apa
sebenarnya yang menjadikan perceraian cenderungan mudah terjadi
akhir-akhir ini? Masalah gender kah..maklum jika kaum wanita semakin
pintar saat ini karena pendidikan yang terbuka
luas…(seluas-luasnyahingga keluar batas dien kita ..?) Mungkin
pemaparan berikut ini bisa kita kaji.
Ada
beberapa kemungkinan yang menjadi pemicunya. Antara lain istri yang
tidak memahami hak-hak suaminya atau suami yang tidak memahami hak-hak
istrinya hingga terjadi sikap saling tidak memahami di antara keduanya.
Ketidak pahaman seorang istri bisa jadi disebabkan kurangnya bekal ilmu
dan pengarahan membina rumah tangga yang diberikan ibunya sebelum
meikah.
Selain
itu ,kita sering membaca dan mendengar , faktor orang tua ( ibu ) bisa
jadi turut membantu menghancurkan rumah tangga anak putrinya. Saat
terjadi perselisihan kecil antara sang putri dengan suaminya, sang ibu
langsung memanggil putri ke rumahnya. Kemudian tanpa kesadaran dari sang
ibu pun memenangkan hati dan keinginan putrinya secara sepihak.
Bagaimana
seharusnya sikap ibu yang dianjurkan terhadap putrinya yang akan
menginjak jenjang rumah tangga ? diperlukan sikap bijak yaitu dengan
memperhatikan kemaslahatan secara utuh bagi kedua belah pihak .
Karenanya mereka membantu putrinya dengan memberi nasehat tulus unutk
membantunya mewujudkan kebahagiaan, ketenangan, dan kemapanan rumah
tangga putrinya.
Simak kisah berikut ini. Sang Ibu yang memberikan bekal kepada putrinya yang akan menikah,
”
wahai putriku …, andaikan nasihat sudah tidak dibutuhkan karena kemajuan
sastra, tentu ibu tidak akan memberikan nasihat ini. Akan tetapi ,
nasihat itu dapat mengingatkan orang yang lalai dan membantu orang yang
sedang sadar. Andaikata wanita tidak butuh suami karena merasa cukup
dengan kedua orang tuanya , tentu ibumu adalah orang yang merasa cukup
tanpa suami. Akan tetapi , kaum wanita dicipta untuk kaum laki-laki dan
kaum laki-laki dicipta untuk wanita.
Wahai
putriku ….sesungguhnya engkau akan meninggalkan rumah tempat kamu
dilahirkan dan kehidupan yang telah membesarkanmu, untuk berpindah
kepada seorang laki-laki yang belum kamu kenal dan teman hidup yang
baru. Karena itu jadilah budak wanita baginya, tentu ia juga akan
menjadi budak bagimu. Pelihara sepuluh sifat terhadapnya…tentu ia akan
menjadi perbendaharaan yang baik untukmu.
Pertama dan kedua khidmat dengan rasa puas ; serta taat dan baik kepadanya.
Yang ketiga dan keempat adalah
memperhatikan tempat pandangannya , penciumannya , jangan sampai
memandang yang buruk darimu dan yang kurang sedap aroma darimu,
Yang kelima ,dan keenam memperhatikan
waktu makan dan tidurnya. Sebab lapar yang berlarut dan tidur yang
terganggu dapat menimbulkan serta mengobarkan amarah.
Ketujuh dan kedelapan adalah
menjaga menjaga hartanya dan memelihara kehormatan serta keluarganya.
Pokok persoalan dalam harta adalah baik dalam membuat anggaran, sedang
pokok persoalan dalam keluarga adalah manjem,en yangbaik.
Kesembilan dan kesepuluh adalah
jangan membangkang perintahnya dan jangan membuka rahasianya. Sebab
bila kamu tidak menaati perintahnya berarti kamu telah melukai hatinya.
Bila kamu membuka rahasianya maka kamu tidak akan merasa aman dari
penghianatannya.
Kemudian
jauhilah olehmu bergembira dihadapannya saat ia sedang dan bersedih ,
dan bersedih di hadapannya saat ia sedang bergembira. Sebab sikap yang
pertama kelengahan terhadap kewajiban , sedang sikap kedua adalah
termasuk pengacau. Jadilah kamu orang yang sangat menghormatinya, tentu
ia akan sangat memuliakanmu. Jadilah kamu orang yang selalu sepakat
dalam kebaikan dengannya, tentu ia akan sangat belas kasihan dan sayang
kepadamu.
Ketahuilah,
sesungguhnya kamu tidak akan sampai pada yang diinginkan, hingga kamu
mendahulukan keridhaannya dari keridhaanmu, dan mendahulukan
kesenangannya dari kesenanganmu. Baik itu dalam hal yang kamu sukai atau
kamu benci dan Allah akan memberkahi dirimu..”
Sungguh,
ini merupakan nasihat yang menyimpan nilai-nilai mulia. Sekarang , saya
persembahkan nasihat ini kepada para ibu yang menginginkan kebahagiaan
dan kedamaian bagi putri-putri mereka yang akan menikah
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam Bersabda :
“ Jauhilah oleh mu Kufrul Mun’amin. Saya bertanya,” wahai Rasulullah apakah Kufrul Mun’amin itu Beliau menjawab,” Mungkin salah seorang dari kalian lama beriman saat disisi kedua orangtuanya. Kemudian Allah mengkaruniakan suami kepadanya dan mengkaruniakan putra kepadanya dari suami terebut, lantas ia marah dengan kemarahan yang menyebabkan ia kufur, ia mengatakan kepada suaminya ,” Saya tidak mengetahui satu kebaikan pun darinya..” (Silsilah Hadits Shahih , jilid 2. Nomor Hadits : 823)
Wahai putriku…jadilah engkau bidadari di sisinya…(Najib Khalid Al Amir)
Sumber : wahdahbandung.0r.id
0 komentar:
Posting Komentar